Berita / Riau / Kuantan Singingi

Gelar Adat Panglimo Sati untuk Gubri: Bukti Pengakuan Masyarakat Atas Perjuangan Lingkungan

Gelar Adat Panglimo Sati untuk Gubri: Bukti Pengakuan Masyarakat Atas Perjuangan Lingkungan

Gubernur Riau Abdul Wahid (tengah) menerima gelar kehormatan adat sebagai Datuk Panglimo Sati Indragiri dari Limbago Adat Nogori (LAN) Kabupaten Kuansing, Minggu (14/8/2025).

Ayobaca.id, Teluk Kuantan - Gubernur Riau (Gubri) Abdul Wahid menerima gelar kehormatan adat sebagai Datuk Panglimo Sati Indragiri dari Limbago Adat Nogori (LAN) Kabupaten Kuansing. Prosesi sakral ini berlangsung di Gedung Abdul Rauf Teluk Kuantan pada Ahad, (24/8/2025), sebagai bentuk pengakuan atas komitmennya dalam melestarikan budaya dan menjaga lingkungan.

Penyematan gelar adat ini dilakukan dengan serangkaian prosesi yang khidmat. Dimulai dengan pemasangan tanjak oleh Ketua Umum LAN Kabupaten Kuansing, Datuk Panglimo Dalam Dr. H. Suhardiman Amby MM, yang didampingi oleh Ketua Harian LAN Kuansing, Datuk Simarajo Dinardin.

Selain itu, acara juga diwarnai pemberian piagam pengukuhan gelar penghormatan adat. Kemudian ritual tepuk tepung tawar, dan berbagai rangkaian adat lainnya yang lazim dilakukan dalam pemberian gelar kehormatan di Kabupaten Kuansing. 

Kehadiran para datuk penghulu se-Kabupaten Kuansing yang tergabung dalam LAN semakin menambah khidmatnya acara ini. Menegaskan, bahwa gelar adat yang diberikan memiliki legitimasi dan dukungan penuh dari seluruh elemen masyarakat.

Gubri Abdul Wahid menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam atas gelar kehormatan ini. Baginya, gelar Datuk Panglimo Sati Indragiri bukan sekadar julukan, melainkan sebuah amanah besar. Gelar ini menjadi pengingat baginya untuk terus menjaga marwah negeri, memimpin dengan keadilan, serta menjaga amanah rakyat dan lingkungan.

"Hari ini, dengan hati yang tulus, saya menerima gelar kehormatan adat dari Lembaga Adat Nagori Kuantan Singingi. Gelar ini bukan sekadar penghormatan lahiriah, melainkan amanah yang amat berat. Sebab dalam adat Kuantan Singingi, setiap gelar mengandung harapan, setiap tabalan menyimpan petuah," kata Abdul Wahid.

Gubri menegaskan, bahwa Kuansing adalah tanah yang subur, kaya akan tradisi dan budaya. Ia berharap masyarakat Kuansing dapat sejahtera dengan memanfaatkan alam tanpa merusaknya.

"Kami ingin masyarakat Riau khususnya Kuansing sejahtera dari alam, bukan dengan merusak alam, Bukan dengan membuang limbah ke sungai, dan Bukan dengan merusak hutan dan mengusir satwa dari habitatnya. Hidup orang Melayu itu berdampingan dengan alam. Berteduh dengan hutan, bersahabat dengan sungai, berpijak di tanah yang diberkahi," ucapnya.

Oleh karena itu, kata Wahid, sudah menjadi kewajiban bersama untuk menjaga kekayaan tersebut, terutama sungai sebagai nadi kehidupan. Kalau tidak dijaga mulai  hari ini, maka anak cucu hanya mengenang jeritan saja.

Ia secara khusus menyoroti masalah penambangan emas ilegal yang merusak lingkungan. Menurutnya, harus dilakukan penertiban untuk memastikan masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang.

"Kami tidak ingin air Sungai Kuantan dan Sungai Indragiri tercemar air raksa. Kami tidak ingin habitat ikan dan satwa rusak. Kami tidak ingin masyarakat di hilir, dari Kuansing pencemaran," ujarnya.

Untuk itu Gubri menegaskan, bahwa  Pemerintah Provinsi Riau berkomitmen kuat menertibkan Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI). Tetapi penertiban ini bukan dengan mematikan usaha rakyat, namun sebaliknya, Pemprov Riau akan siapkan Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR) sebagai solusi.

"Ini agar masyarakat tetap bisa menambang dengan aturan yang jelas, ramah lingkungan, dan memberi manfaat ekonomi. Kami sedang memproses penetapan zona WPR secara resmi dan perizinan agar aktivitas pertambangan tidak lagi merusak sungai dan hutan, melainkan menjadi sumber penghidupan yang sah," sebutnya

Gubri juga mengapresiasi kerja sama dengan berbagai pihak. Ia pun mengajak para datuk untuk terus bersinergi dalam menjaga kelestarian sungai sebagai warisan berharga.

"Ini berkah bersama dengan Pak Kapolda, Danrem, Kejati, sehingga Sungai Kuantan kembali jernih," ungkapnya. 

Ketua Umum LAN Kabupaten Kuansing, Datuk Panglimo Dalam, Suhardiman Amby menjelaskan, bahwa penyematan gelar ini merupakan bentuk penghargaan dan pengakuan masyarakat adat.

"Pengukuhan ini diharapkan menjadi momentum untuk memperkuat sinergi antara pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten, dan masyarakat adat. Kita sudah sama-sama melihat Sungai Kuantan yang kini sudah jernih. Itu bagian komitmen Pak Gubernur menjaga sungai, tempat tradisi pacu jalur digelar," ujarnya.

Prosesi ini disaksikan langsung Kapolda Riau Irjen Pol Herry Heryawan, Kapolres Kuansing AKBP Raden Ricky Pratidiningrat, Ketua DPRD Kuansing H Juprizal SE MSI, Forkopimda Kuansing serta para datuk penghulu se Kabupaten Kuansing yang tergabung dalam LAN Kuansing.(*)


Komentar Via Facebook :